Belajar dari si Kecil



Kehadiran anak membuat hidup kita menjadi lebih berarti. Menyayangi, merawat dan mendidik anak membuat kita merasa lebih berbahagia. Tapi, tahukah Anda bahwa anak-anak bisa mengajari kita berbagai cara unik untuk menghargai hidup? Coba perhatikan betapa gigih usaha anak berusaha mengendarai sepeda roda duanya, atau bagaimana imajinasi si kecil membuatnya mampu menyusun balok menjadi istana raja yang megah. Jika Anda memperhatikan dengan baik, anak-anak bisa membantu Anda meraih kesuksesan dalam hidup. Tidak percaya? Coba baca berbagai karakter positif anak di bawah ini.
TEKUN. Kebanyakan anak kecil begitu gigih dan tekun dalam melakukan hal yang mereka sukai. Anak tidak terlalu memahami definisi kegagalan dan tidak takut untuk mencoba melakukan hal yang mereka inginkan. Hasilnya? Kesuksesan.
Amie E. Felicitti dari Early and Elementary Education di Drexel University College of Medicine, mengatakan bahwa anak-anak tidak akan berhenti bertindak hanya untuk mempertanyakan kemampuan mereka dalam meraih kesuksesan. Anak hanya akan langsung melakukannya. “Untuk belajar merangkak, bayi kecil akan berlatih ratusan kali sehari, dan gagal dengan jumlah yang sama banyaknya. Bayi akan terus berusaha, lalu gagal, dan mengulanginya lagi berkali-kali sampai akhirnya berhasil,” ujar Amie. Apakah si bayi lalu akan merajuk dan marah jika tidak berhasil? Mungkin iya, tapi itu tidak lama. Setelah itu, bayi akan kembali duduk dan belajar merangkak.
Bagaimana dengan orang dewasa? Kita perlu percaya dengan kemampuan diri sendiri agar bisa berhasil. Untuk bisa melakukannya, yang dibutuhkan adalah ketekunan, fokus yang kuat, dan hasrat untuk mengejar apa yang kita inginkan sampai bisa mendapatkannya. Sama seperti keberhasilan si kecil merangkak, merambat dan akhirnya mampu berjalan dengan kedua kakinya tanpa dibantu. Semua berkat ketekunan.
TAK KENAL TAKUT. Anda mungkin sering merasa khawatir melihat batita cilik begitu aktif berlarian kesana sini, memanjat dan bergelantungan di palang titian tanpa merasa takut jika terjatuh. Sering sekali saya mendengar sahabat yang bercerita bahwa anaknya seolah tak memiliki rasa takut. Dan di satu sisi, saya juga menemukan betapa takjubnya para orang tua tersebut dengan kemampuan anak mereka untuk bisa melompati balok tinggi atau melewati rintangan 
Intinya, anak-anak tidak melihat tantangan yang ada di hadapan mereka sebagai sesuatu yang mengerikan atau ditakuti, dan kita pun sebaiknya tidak menganggapnya demikian. Adriana Ginandjar, psikolog keluarga, mengatakan bahwa kita justru harus menerima dan merengkuh tantang serta rintang sebagai kesempatan untuk melompat ke jenjang kehidupan yang lebih baik.
SELALU INGIN TAHU. Alia, ibu dari Davina, 4 tahun sering kali kewalahan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan putrinya. “Nana (Davina) tidak pernah berhenti menanyakan berbagai hal pada saya, pertanyaannya memang sederhana tapi sering kali saya bahkan harus berpikir keras untuk menjawabnya,” ujarnya sambil tergelak. “Mama, kenapa semut tidur di tanah dan tidak di kasur seperti Nana?” “Apa di dalam tanah tidak dingin?” “Apa mama semut juga menemani anaknya tidur?” Dengan bertanya, anak belajar, dan pemikiran mereka akan tumbuh dan berkembang. Si kecil juga tidak pernah pusing memikirkan pertanyaan dan jawaban yang Anda berikan. Lebih tepatnya, anak-anak bersenang-senang dengan rasa ingin tahu mereka. Amie mengatakan bahwa dengan bertanya, anak bereksplorasi, bereksperimen, dan belajar.
Jadi lain kali Anda menghadapi pertanyaan atau rintangan yang sulit, lakukan tiga langkah ini: eksplorasi, eksperimen, dan belajar.
DETERMINASI KUAT. Pernah mencoba mengambil mainan yang sedang dipegang batita? Apa yang biasanya dilakukan anak? “Dia akan mencoba berbagai cara untuk meminta kembali mainan itu dari Anda, entah dengan menangis, merayu, merajuk, atau marah,” kata Amie. Terlepas dari tantrum yang mungkin terjadi ketika Anda merebut paksa mainannya, anak memiliki determinasi kuat untuk berusaha mempertahankan apa yang dia miliki. Memang Anda sebaiknya tidak ikut-ikutan tantrum seperti si kecil, tapi tak ada salahnya jika Anda meniru keinginan kuat yang dimiliki anak untuk mencoba mendapatkan apa yang dia inginkan. Bagi orang dewasa, usaha dan proses yang dilakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan adalah pengalaman yang berguna. Dan determinasi akan membuat usaha Anda menjadi lebih berarti.
PEKERJA KERAS. Anak-anak adalah pekerja keras sejati. Butuh bukti? Saya sering sekali melihat kelakuan putraku yang asyik menyusun balok pasang. Meski berkali-kali balok itu jatuh sehingga bangunan yang dia susun hancur, putraku akan kembali memasangnya dari awal. Dan voila, jadilah istana raja yang indah. Istana ini tidak terbentuk dengan instan, dibutuhkan kerja keras dan imajinasi untuk bisa menyusunnya menjadi indah.
Dengan mencontoh tidakan anak, kita akan menyadari bahwa kerja keras akan membuat pencapaian kita terasa begitu indah. Jadi jangan terus menerus mengeluhkan kerja keras yang Anda alami. Rayakan keberhasilan yang datang dari usaha keras Anda.
TULUS HATI. Siapa yang paling bisa mencintai Anda sepenuh hati? Hanya si kecil yang bisa melakukannya dengan tulus. Anak menerima Anda apa adanya, bahkan mengidolakan Anda, serta tetap mencintai Anda meski misalnya, Anda orang paling keras kepala sedunia. Amie E. Felicitty menambahkan bahwa anak tidak akan melihat cacat Anda tapi justru berusaha mencari sisi terbaik dari diri Anda. Coba lihat sekeliling Anda dan mulai hargai orang lain apa adanya. Cari nilai positif dari orang-orang disekitar Anda dan bantu mereka untuk maju. “Dengan mencintai secara tulus, Anda akan bisa hidup lebih bahagia,” ujarnya.
Sumber ; parentsindonesia.com
Amie E. Felicitti dari Early and Elementary Education di Drexel University College of Medicine

Info Outbound dan Parenting
085645264827

Comments

Popular posts from this blog

Outbound Bektiharjo Tuban [Outbound SMART KID plus]